Kopi Bali Gajahmada, Menyesap Kopi Legenda

Taste the Legend, Kopi Bali House | photo: perempuancahaya
Taste the Legend. Ini tagline Kopi Bali. Poster berwarna dasar coklat tua dengan latar belakang biji kopi terpampang di sisi kanan kedai. Klasik. Menggambarkan citra megah yang ingin ditampilkan produk Kopi Bali. Kunyeng bercerita poster dan tagline ini buah karya koleganya, Mas Ayip. Walau belum bertemu langsung dengan beliau, aku baru berkesempatan bertemu hasil olah pikirnya. Baiklah.

Dahulu, Jl. Gajahmada yang mayoritas ditinggali warga Tionghoa di Denpasar memiliki ciri-ciri bangunan khas China. Tetapi seiring berubahnya kebijakan tata kota, para pemilik toko dan rumah diminta untuk menyesuaikan desain bangunan menjadi bernuansa Bali. Jadilah pecinan berwajah Bali. Sisa-sisa bentuk bangunan khas China bisa didapati pada bentuk atap tampak samping pada beberapa bangunan.

Facade, Kopi Bali Gajahmada | photo: perempuancahaya


Tampak muka Kopi Bali sangat bernuansa lama. Sejauh aku dapat mengingat. Jenis-jenis papan reklame seperti ini yang trend di masa aku tumbuh kembang. Huruf timbul Bhineka Djaja warna kuning pudar menghiasi kedai kopi pertama yang dikembangkan keluarga Bian Ek Hoo (Tjahjadi) pada 1935. Nama lama toko adalah Kopi Bali Bian Ek Hoo, sebelum kemudian diubah menjadi Bhineka Djaja.

Etalase di sayap kiri kedai dipenuhi oleh berbagai varian kopi dan teh produk Kopi Bali. Harga cukup terjangkau kantong, sedangkan pilihan asal kopi cukup bervariasi; Bali , Toraja, Jawa, dan Mandailing. Pembeli bisa memilih kualitas kopi kelas satu dan kelas dua. Yang murni atau yang dengan sedikit campuran. Harga menyesuaikan

Coffee House Interior | photo: perempuancahaya


Various products of Kopi Bali House | photo: perempuancahaya

Kopi Bali memiliki citarasa tersendiri. Biji kopi yang diolah oleh Kopi Bali House berasal dari kebun kopi di Kintamani, Singaraja, Baturiti dan Pelaga. Tiap kopi memiliki rasa berbeda, tergantung pada tanah tempat ia ditanam.


An old steel coffee grinder | photo: perempuancahaya
Sambil duduk memesan kopi, mataku tertambat pada jajaran mesin giling kopi kuno yang ditempatkan di rak teratas etalase produk kopi. Salah satunya masih terlihat terpelihara dengan baik. Satu saat aku harus mencoba untuk menggiling kopi sendiri. Entah kapan.

Coffee Painting of Kopi Bali Founder | photo: perempuancahaya


Barista on duty | photo: perempuancahaya


A cup of caffè macchiato, Kopi Bali House | photo: perempuancahaya

No comments:

Post a Comment

copyright © . all rights reserved. designed by Color and Code

grid layout coding by helpblogger.com